Dear Vachel,  Let the Bread's Rhyme



I am longing for disturbing evening

Miserable floating in regardless owl weeping

Lost boy with lost path

Dying in the hands of wrath


I am longing for Your existance

But no one comes over

Except you the lost one like me

You're not Imogen

The one I need most.


Et ego petrarca in lingua vetera scribo

Selected Poems 1999 - 2002


Monday, September 14, 2009

Kepada Perubahan


Kepada perubahan,

untuk anakku dan anakmu.
untuk ibuku dan ibumu.
untuk ayahku dan ayahmu.
untuk suami-istri dan istri-suami.
untuk kebaikanku dan kebaikanmu.
untuk aku dan kamu.

untuk dunia dalam satu pandangan.
untuk kebaikan dunia hari ini demi mereka.


Guntur, September 2009


Berbahagia dalam sepi



Jika engkau merasa kesepian
Maka lemparkanlah kata kepada gelap
Dan biarkan pekat membelenggumu.

Tiada kuasa atasmu untuk beringsut
Dalam sabar dan keyakinan
Hingga Ibu melemparkan doa sayangnya
Dan memelukmu hangat.

Sendiri membuatmu yakin
Bahwa tidak ada yang abadi dalam kefanaan
Dan tidak ada fana dalam keabadian
Cerita ini akan meregangkan igamu
Hingga ke batas ketiadaan.

Carilah si tuna
Lalu lihatlah dirimu
SayangNya tentu melebihi apapun
Atas dirimu kini.
Berbahagialah dalam sepi.

Berbahagialah dalam sepi.


Dago, September 12, 2009


Friday, September 11, 2009

Carpe Diem

Dago


Aku hanyalah tamu yang datang bertandang.
Tidak ada niat untuk memiliki.

Sekejap aku pasti beringsut menuju mati.


September 2009


Thursday, September 10, 2009

Jejaring Bernama-nama


Sungguh jika engkau mengikuti kebanyakan orang, niscaya engkau akan tersesat
(Hadits)




Jejaring itu bernama-nama
Bernama-nama banyak hingga tidak lagi berhitung jumlah
Yang mengikuti pun seperti aliran semut
Seperti deras hujan
Seperti ilalang.

Jejaring itu bernama-nama
Menanda sebagian sebagai jatidiri
Memaknai sebagian sebagai dewa-dewa
Yang kecil mengikuti yang besar
Yang sedikit mengikuti yang banyak.

Jejaring itu bernama-nama
Lalu muncul tuhan-tuhan kecil yang mungkar
Menjadi tuhan-tuhan kecil yang meminta semua untuk menjadikannya tuhan yang besar
Yang merasa sendiri mengikuti
Yang merasa tanpa teman maklum menjadi makmum.

Jejaring itu bernama-nama
Mencemooh jiwa-jiwa yang dianggap kerdil dan tak mau mengikuti kemauannya
Mengucilkan insan-insan yang dianggap tidak paham zaman
Melemahkan teman, sanak saudara yang tak sepaham
Semua lalu terseret
Yang sedikit selalu merasa takut ditinggal si banyak
Semua serba semu dan tak bermuka satu.

Jejaring itu menaikkan dajjal-dajjal baru
Tiga puluh setiap harinya muncul
Meneriakkan ide dan gagasan beda
Merasa dirinya paling tahu dan kuasa
Semua menghamba satu dengan lainnya
Anak-anak, dewasa dan orang tua
Berteriak-teriak untuk menjadi yang paling didengar
Meratap-ratap minta jadi yang paling diperhatikan
Bila perlu menginjak kepala satu dengan kepala lainnya.

Ya Robbi Ya Robbi, aku minta ampun.
Niscaya mereka tidak sepertiMu.
Aku mundur dan mohon pamit dari keramaian ini.
Mereka makin beringas
Sedang aku sendirian
Padahal tiap manusia cuma butuh Engkau, Ya Robbi.
Cuma butuh Engkau saja.

Jejaring itu bernama-nama.
pabrik bagi tuhan-tuhan baru, yang sombong lagi angkara.



September 12, 2009


Tuesday, September 08, 2009

Mi Haiku


I suspicious but aware, for everything in mystically condemned, but I would not dare, Suspicious Continued

From “Shine My Perishing Republic” – Collected Haiku, 1999 – 2002


Ummu Tanpa Perisai

Kebijaksanaan adalah bagian darinya

Ia kerap berujar;

Bahwa seorang anak yang lahir tidak membawa perisai

Dan buku penuntun tentang harus bagaimana

Jika mengalami kekalahan.

Sambil tumbuh, ia terus menerus

Belajar dari seribu kekalahannya.

Hanya orang bodohlah yang dapat mengelakkan

Kecemasan atas kekurangan dan kekalahannya.


September 2009

Ummu

Aku merasa sangat diterima

Dan dicintai

Dengan itu diharapkannya aku dapat menguasai diri.

Dulu, aku juga mendapatkan pukulan darinya.

Tetapi pukulan-pukulan itu tidak sekejam

Yang dikesankan oleh jeritanku yang menyedihkan.

Dengan ucapannya yang selalu datar dan biasa

Kemalangan yang mendatangiku pada masa keremajaan

Dibalasnya dengannya ucapan:

Bila nasib memberkatimu dengan kekalahan

Pakailah itu untuk membuatmu selalu merunduk.


September 2009


Tamu

Hanya sebagai Tamu yang datang bertandang. Tidak ada niat memiliki. Sama sekali
Semua diam layu tertunduk. Lidahnya kelu.
Kata-kata menjadi lapuk lalu tak terkatakan.
Dia yang sedih melintasi jalan dalam diam. Semua diam
Lalu dia merasa esok terlalu berat untuk disambut.
Takutnya sama dirasanya. Kesendirian telah membuatnya kalut.
Dia beringsut menjauhi.
Tenggelam dia dalam pengharapan
dan doa yg terus dipanjatkan. Kekuatan itu ADA.
Dan dia merasa memang belum waktunya ada.
Ini seribu kata atas sejuta rasa yang dimiliki.
Hidup hanya untuk hari ini, ujarnya. Pasti.
Namun hari ini seperti mimpi, tak pernah usai.


Dengarkanlah, dengan hatimu. Jangan engkau dengar dengan jiwa buta. Dengarkanlah, kata-kataku. Jangan engkau melihat siapa aku (Ebiet G. Ade)


September 2009

Amazing Works

Romance

Romance, who loves to nod and sing
With drowsy head and folded wing
Among the green leaves as they shake
Far down within some shadowy lake,
To me a painted paroquet
Hath been—most familiar bird—
Taught me my alphabet to say,
To lisp my very earliest word
While in the wild wood I did lie,
A child—with a most knowing eye.

Of late, eternal condor years
So shake the very Heaven on high
With tumult as they thunder by,
I have no time for idle cares
Through gazing on the unquiet sky;
And when an hour with calmer wings
Its down upon my spirit flings,
That little time with lyre and rhyme
To while away—forbidden things—
My heart would feel to be a crime
Unless it trembled with the strings.


- Edgar Allan Poe

Friend Surrounding